makalah daun
KATA
PENGANTAR
Merupakan suatu keharusan jika penyusun senantiasa
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan makalah mengenai
“Daun” yang merupakan salah satu meteri
dari mata kuliah struktur perkembangan tumbuhan II yang harus diselesaikan pada semester III. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
sejumlah kelemahan dan kekurangan yang tidak disadari oleh penyusun oleh karena
itu diharapkan saran sekaligus kritikan dengan harapan sebagai masukan dalam
perbaikan makalah ini dan makalah selanjutnya. Dalam pembuatan makalah ini penyusun sering
kali mengalami kesulitan, namun atas bimbingan dan pengetahuan yang telah
diberikan oleh penanggungjawab mata kuliah sehingga kendala-kendala tersebut
dapat teratasi. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
penanggungjawab mata kuliah yang telah memberi bimbingan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan sesusai dengan harapan penyusun. Semoga apa yang telah
diberikan kepada penyusun mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya
penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua .
Palu, September 2011
Penyusun
BAB
IPENDAHULUAN1.1.Latar
belakang
Pertumbuhan dan
Perkembangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan dan Perkembangan senantiasa
berjalan sejajar dan berdampingan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
bertambahnya ukuran seperti panjang, lebar, volume dan massa, bersifat
kuantitatif, irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan
pada tumbuhan terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang
selalu membelah.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses
menuju kedewasaan (menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur dan
lebih kompleks), Bersifat kualitatif, Reversibel (dapat kembali ke keadaan
semula) dan Tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan. Daun berasal dari primordium daun yang
terdapat pada meristem puncak yang terdapat pada ujung batang. Perkembangan
primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap.Proses perkembangan daun sejak inisiasi
sampai terbentuknya daun yang lengkap tidak pernah terlepas oleh faktor
lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup. Dengan demikian struktur daun dewasa
pada umumnya merupakan suatu ekspresi gen yang telah dipenagruhi oleh faktor
lingkungan. Pada umumnya faktor lingkungan yang dominan dan menentukan adalah
cahaya, air dan oksigen. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan
mempunyai struktur yang berbeda dengan daun yang tumbuh di lingkungan cahaya
melimpah. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan
mengalami kekuranngan cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun
pucat, sedangkan daun yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun
cenderung lebih sempit, lebih tebal dan warnanya lebih gelap. 1.2.Rumusan
masalah
1.
Bagaimana proses
perkembangan daun?
2.
Bagaimana tata
letak daun pada suatu tumbuhan?
3.
Sebutkan
macam-macam bentuk daun!
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu
sebagai bahan acuan perkuliahan khususnya untuk kelompok 4 sebagai pemateri
topik daun. BAB IIISI A. Perkembangan
daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting
dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun hanya
terdapat pad batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh
tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan
buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara
batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).Daun
merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih dan melebar.
Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun.
Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun
tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih,
bertangkai atau duduk langsung pada batang.
Bentuk
daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan.
Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,
perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun
dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga
dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna
serta bagian permukaannya.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa
helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai
pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa
meruncing panjang.Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus),
dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga
dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada
daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya
yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen
lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin
(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat
keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi
kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).Fenomena
adalah, mula-mula meristem afeks daun aktif sehingga daun bertambah tinggi
setelah aktivitas meristem afeks mereda, maka meristem inter kalar yang
terletak pada bagian pangkal aktif memperpanjang daun, helaian daun yang pipih
dan lebar disebabkan oleh aktivitas meristem marginal hanya aktif pada
tempat-tempat tertentu disepanjang sumbu daun maka pada bagian yang aktif
tersebut akan menghasilkan tonjolan seperti halnya bakal daun dan akan
berkembang menjadi anak daun dengan cara yang sama seperti daun tunggal. Maka
akan terbentuk daun majemuk. Ibu tulang daun menjadi lebih tebal dari helaian
daun karena aktivitas meristem marginal tidak aktif, maka daun akan memipih
dalam bidang vertical sehingga terbentuk daun ensiformis (daun seperti pedang).
Dalam perkembangan daun kadang-kadang terdapat sel daun yang mati seperti
pembentukan lubang daun. Proses perkembangan daun sejak inisiasi sampai
terbentuknya daun yang lengkap tidak pernah terlepas oleh faktor lingkungan
tempat tumbuhan tersebut hidup. Dengan demikian struktur daun dewasa pada
umumnya merupakan suatu ekspresi gen yang telah dipenagruhi oleh faktor lingkungan.
Pada umumnya faktor lingkungan yang dominan dan menentukan adalah cahaya, air
dan oksigen. Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan mempunyai
struktur yang berbeda denagn daun yang tumbuh di lingkungan cahaya melimpah.
Daun yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan mengalami
kekuranngan cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun pucat,
sedangkan daun yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun cenderung
lebih sempit, lebih tebal dan warnanya lebih gelap. Daun yang tumbuh di dalam
air cenderung mempunyai ruang antar sel yang lebih besar daripada yang tumbuh
di udara, demikian pula epidermisnya cenderung lebih tipis dan tanpa kutikula.
Perkembangan primordium daun sampai menjadi daun melalaui beberapa tahap
yaitu:1) Inisiasi :
Kegiatan pembelahan sel yang paling awal terjadi pada meristem apikal
berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Schmith, yang dikenal dengan
teori Tunica-corpusnya, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem
yaitu lapisan Tunika yang terdiri beberapa lapis sel dan terletak pada bagian
tepi dari meristem apikal. Sedangkan beberapa jenis sel yang berada di
sebelah dalamnya disebut dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah
tunika dan beberapa lapis daerah korpus. Pada daerah tersebut sel selnya
memebelah secara periklinal,sehingga akan menghasilkan massa sel yang menonjol
kearah luar. Dengan demikian terbentuklah penyangga daun seperti yang
tampak pada (gambar 1.1a)2) Pembentukan
penyangga daun : sebagai akibat adanya pembelahan secara periklinal pada
daerah tunika dan korpus dan dilanjutkan dengan pembentangan sel, maka
terbentuklah tonjolan kearah luar yang selanjutnya disebut sebagai penyangga
daun. Penyangga daun ini akan tumbuh dan memanjang membentuk sumbu daun.
Pemanjanagn penyangga daun sebagai akibat adanya kegiatan meristem yang
terdapat pada puncak penyangga daun itu sendiri (gambar 1.1b). dengan demikian
meristem yang terlibat dalam perkembangan daun adalah meristem apikal3) Diferensiasi
awal : penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih
sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt,
jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri dari protoderma, meristem
dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing akan
berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan berkas
pengangkut daun (gambar 1.1c)4) Pembentukan
sumbu daun : sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan
berbentuk seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut
berperan sebagai meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga
daun akan makin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pengkal
semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan antara
permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal tersebut
disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.5) Pembentukan
helai daun : selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel sel adaksial
bagian tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel sel meristem dasar yang
berada disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap
yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan sel
sel tersebut. Pada daun yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan
tertahan pada bagian pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang
menjadi tangkai daun. Pada penampang melintangnya, kedua sisi helai daun yang
sedang berkembang tampak bahwa protoderma menyelubungi beberapa lapis
jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan pada lapisan lain bersal dari dua
deret inisial marginal dan inisial submarginal.6) Histogenesis
: setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan
jaringan penyusun daun.Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat ialah
meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem submarginal,
meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal berdiferensiasi
menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta derivatnya, sedangkan
meristem submarginal akan berdeferensiasi menghasilkan mesofil dan jaringan
pengangkut. B. Tata
letak daun atau filotaksis
Phyllotaxis/
Dispositio Foliorum
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis
atau Dispositio Foliorum). Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun
disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai
bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin,
seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua
rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut
tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus
ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu
buku-buku batang, yang kemungkinannya adalah :A. Pada
setiap buku-buku batang hanya terdapat satu daunDinamakan dengan folia sparsa (tersebar).
Walaupun dinamakan tersebar, apabila diteliti justru ditemukan adanya hal-hal
yang bersifat beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya kita anggap
mempunyai bentuk silinder, maka buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran
dengan jarak yang teratur pada silinder tadi, dan tempat duduk daun adalah
suatu titik pada lingkaran itu, maka Ketika kita menjadikan satu titik (tempat
duduk daun) sebagai suatu titik tolak kemudian bergerak mengikuti garis yang
ada diatasnya dengan jarak terpendek, demikian seterusnya, kita akan sampai
pada garis vertikal di atas pangkal tolakan yang pertama. Kejadian seperti ini
akan terus berulang kembali, walaupun kita menggunakan daun yang lain sebagai
titik tolak.Perbandingan antara banyaknya garis spiral antara banyaknya kali
garis spiral melingkari batang dengan jumlah daun yang melewati selama sekian
kali melingkar batang.
-
Filotaksis daun pada batang atau cabang tumbuhan itu biasanya konstan dan seringkali merupakan ciri pengenal bagi
tumbuhan.- Pada
monokotil hanya satu helai daun melekat pada buku.- Pada
dikotil jumlah daun yang melekat pada buku bisa satu atau lebih.
Tipe-tipe filotaksis:Pengelompokan tipe filotaksis dilakukan dengan melihat
banyaknya jumlah daun yang melekat
pada satu buku dibatang. Filotaksis - pada buku melekat sehelai daun –
monostik
--distik
--tristik
- pada buku melekat 2 helai daun – berhadapan
- bersilangan
-
pada buku melekat 3 helai daun – berkarang 1).
Rumus daun atau divergensiJika untuk mencapai daun yang tegak lurus
dengan daun permulaan garis spiral mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang
dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi merupaka
pecahan a/b.2). Ortostik merupakan batang yang
memiliki sejumlah b garis-garis tgak lurus (vertikal)3). Spiral genetik adalah garis spiral
yang merupakan suatu garis yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari
atas ke bawah4). Sudut divergensi
Pecahan a/b menunjukan jarak antar sudut
dua daun berturut-turut, apabila diproyeksikan pada bidang datar maka jaraknya
tetap dan besarnya a/b x besar lingkaran = a/b x 360o.
5).Deret Fibonacci
Tumbuhan dengan tata letak daun
tersebar, ternyata pecahan a/b nya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : 1/2,
1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. Angka-angka tersebut menunjukan sifat :ü Tiap suku dibelakang suku kedua
(jadi suku ketiga dst) merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat
diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya,
demikian pula penyebutnya yang merupakan hasil penjumlahan kedua penyebut dua
suku yang di depannya tadi atau ü Tiap suku dalam deret itu merupakan
suatu pecahan yang penyebutnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang
suku yang di depannya, sedang penyebutnya adalah jumlah penyebut suku yang
didepannya dengan pembilang suku itu sendiri.6).Roset (rosula)
roset adalah susunan daun yang melingkar
dan rapat berimpitan. Menurut letaknya, ada dua macam roset yaitu ;
- roset
akar, jika batang amat pendek, sehingga
semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset tersebut sangat dekat
dengan akar. Contoh : lobak (Raphanus sativus L) dan tapak liman (Elephantopus
scaber L)
- roset
batang, jika daun yang rapat
berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, misalnya pada pohon kelapa (cocos
nucifera L) dan berbagai macam palma lainnya. Banyak suku
tumbuhan yang memiliki roset, umumnya ditemui pada suku Astraceae (contoh
: dandelion) dan suku Branssicaceae (contoh : kol)
7).mosaik daunpada
cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun dengan tata letak
tersebar dapat teraur sedemikian lupa sehingga helaian-helaian daun pada cabang
itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik
(pola karpet) susunan inilah yang disebut pola karpet. Susunan daun seperti itu
disebut mosaik daun.B. Pada setiap
buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadapanPada
setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar
1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu
silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini
dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata), contoh
pada mengkudu (Morinda
citrifolia L.), soka (Ixora poludosa Kurz.),
dll.
C. Pada
setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun.Tata
letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata),dapat
a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.),
oleander (Nerium oleander L.).
pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan berkarang tak dapat
ditentukan rumus daunnya, tetapi juga duduk daun yang demikian dapat juga
diperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak
lurus satu sama lain.
D. Bagan
(skema) dan Tata Letak DaunTata
letak daun pada batang ditempuh dengan dua jalan :1)
Membuat bagan atau skema letaknya daun2)
Membuat diagramü Bagan tata letak daunBatang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya
digambar membujur ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya.
Daun-daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada
bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1,
6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang
sama. Diagram
tata letak daun atau disingkat diagram daunUntuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang
sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai
lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiap lingkaran berturut-turut dari luar
kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri
nomor urut. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun
adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya
dalam diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin
keatas digambar semakin sempita. Bagan duduk daun
dengan rumus 2/5b. Diagram daun dengan
rumus 2/5 E.
Spirostik dan ParastikGaris-garis ortostik yang biasanya lurus ke atas, dapat
mengalami perubahan-perubahan arah karena pengaruh bermacam faktor. Garis-garis
ortostik dapat menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang pula. Dalam
keadaan yang demikian spiral genetik sukar untuk ditentukan, dan letak daun
pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi,
keadaan ini dinamai : Spirostik. Spirostik terjadi karena pertumbuhan batang
tidak lurus tetapi memutar. Akibatnya ortostiknya ikut memutar dan berubah
menjadi spirostik. Tumbuhan yang memperlihatkan sifat demikian, misalnya: Pacing (Costus
spesiousus Smith), yang mempunyai satu spiriotik,
hingga daun-daunnya tersusun seperti anak tangga pada tangga yang melingkar. Bupleurum falcatum, yang mempunyai dua spiriotik Pandan (pandanus
tectoris Sol) yang memperlihatkan tiga spiriotikPada tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat contoh. kelapa sawit
(Elaeis guinensis), duduk daun seakan-akan menurut garis-garis spiral ke kiri
atau kekanan. Tampaknya lalu ada dua spiral ke kiri dan kekanan. Garis-garis
spiral ini disebut : Parastik. Juga garis-garis spiral yang tampak pada buah
nenas yang menunjukkan aturan letak mata-mata pada buah nenas tadi adalah
parastik-parastik.C. Bentuk
daun
Berdasarkan
struktur daunnya, morfologi daun dibedakan menjadi:
- Bentuk daun berdasarkan tepi daun (rata,
bergerigi)
- Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu
tangkai
- Daun berdasarkan tulang daun
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun,
helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian
lengkap, antara lain daun pisang dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan
memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun yang hanya terdiri atas
tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang hanya
terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi dan
jagung. Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang
memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang
membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi
percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.
Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan
menjadi;
Bentuk tulang daun
juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
Tulang
daun Menyirip.
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti
sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai
daun. Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun
jambu, mangga, dan rambutan. Tulang
daun Melengkung.Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis
melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di
lingkungan sekitar kita. Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer. Tulang daun Menjari.
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan
bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun pepaya,
jarak, daun singkong, dan kapas. Tulang daun Sejajar.
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis
sejajar, mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap-tiap ujung tulang daun
menyatu. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang. Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang dan
semua jenis rumput-rumputan. BAB IIIPENUTUP 3.1. Kesimpulan
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau
Dispositio Foliorum). Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut
buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian
batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti
pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada
umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak
daun. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya kita
anggap mempunyai bentuk silinder, maka buku-buku batang sebagai
lingkaran-lingkaran dengan jarak yang teratur pada silinder tadi, dan tempat
duduk daun adalah suatu titik pada lingkaran itu, maka Ketika kita menjadikan
satu titik (tempat duduk daun) sebagai suatu titik tolak kemudian bergerak
mengikuti garis yang ada diatasnya dengan jarak terpendek, demikian seterusnya,
kita akan sampai pada garis vertikal di atas pangkal tolakan yang pertama.
Kejadian seperti ini akan terus berulang kembali, walaupun kita menggunakan
daun yang lain sebagai titik tolak.Perbandingan antara banyaknya garis spiral
antara banyaknya kali garis spiral melingkari batang dengan jumlah daun yang melewati
selama sekian kali melingkar batang. Roset adalah susunan daun yang melingkar dan
rapat berimpitan. Menurut letaknya, ada dua macam roset yaitu ;
- roset
akar, jika batang amat pendek, sehingga
semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset tersebut sangat dekat
dengan akar. Contoh : lobak (Raphanus sativus L) dan tapak liman (Elephantopus
scaber L)
- roset
batang, jika daun yang rapat
berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, misalnya pada pohon kelapa (cocos
nucifera L) dan berbagai macam palma lainnya. Banyak suku
tumbuhan yang memiliki roset, umumnya ditemui pada suku Astraceae (contoh
: dandelion) dan suku Branssicaceae (contoh : kol)
DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, 1985. Morfology Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.Anonim,
http://choichairinnajemi.blogspot.com/2011/04/filotaksis.html
The best sites in the UK for 2021 casino bonus
ReplyDeleteThe best sites for casino bonus in 2021 · Slots Empire – 울산광역 출장마사지 Play 보령 출장샵 £20, Get 광양 출장마사지 £50 + 20 Free Spins · Golden Nugget – Get £20 in Free Spins · Jackpot City – 상주 출장마사지 Claim £ 안양 출장샵