MAKALAH
STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
BIJI
DI
SUSUN OLEH
KELOMPOK
VI
1.
ZULKIFLI
2.
ALUN
RANDINI
3.
IRMA
EFENDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makala ini tepat pada waktunya.
Dalam penyajian laporan ini kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan kata ataupun isi dari makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, sehingga sewajarnyalah laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada
bapak dosen yang telah membimbing kami. Saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan demi kesempurnaan laporan-laporan selanjutnya.
Palu, September
2011
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan
manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi
tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama.
Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari
bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya. Biji
yang terlihat sempurna tentunya mempunyai bagian – bagian tertentu. Namun dalam
biji dikotil dan monokotil jumlah dan bagian – bagian tersebut tidak selalu
sama. Apa sajakah bagian – bagian penyusun biji pada umumnya? Serta bagian apa
yang membedakan biji monokotil dan dikotil? Dalam proses perkembangbiakan
biasanya biji mengalami proses yang dinamakan perkecambahan. Perkecambahan
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji.
Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman
mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Bagaimanakah proses
perkecambahan itu? Akan kita bahas pada bab selanjutnya.
Biji mempunyai bentuk yang bermacam-macam, misalnya menyudut,
ginjal, bulat, memanjang, bulat telur dan lain-lain. Bentuk biji yang unik
dijumpai pada genjer yang mempunyai biji, seperti ladam, dan senggani yang
mempunyai bentuk biji, seperti rumah siput.
Permukaan kulit luar biji bermacam-macam, ada yang halus,
kasar, berkutil, berduri dan sebagainya. Ini dapat dijumpai pada
tumbuh-tumbuhan yang tergolong gulma.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan embrio
dan biji
Setelah pembuahan ganda, jaringan-jaringan baru yakni embrio
dan endosperm berkembang disertai dengan perkembangan atau pertumbuhan jaringan
lain disekelilingnya seperti jaringan dinding bakal buah yang berkembang
menjadi jaringan buah.
Lembaga dan putih lembaga merupakan inti biji atau isi biji.
Bagian ini terdapat di dalam kulit biji. Lembaga atau embrio terdiri atas akar
lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga. Putih lembaga
terdiri atas putih lembaga dalam (endosperma) dan putih lembaga luar
(perisperma).
2.2 Bagian Biji Sebelah Dalam
a. Selaput
biji (arillus)
Selaput
biji merupakan pertumbuhan dari tali pusar. Pada biji ada kalanya tali pusar
ikut tumbuh dan berubah sifatnya menjadi selaput biji (arillus). Salut biji ada
yang berdaging, misalnya pada biji durian dan ada yang berair misalnya pada
biji rambutan. Serta ada juga yang menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian
biji, misalnya pada biji pala.
b. Kulit
biji
Kulit biji merupakan bagian terluar
biji dan berasal dari selaput bakal biji. Pada umumnya, kulit biji dari
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan sebagai
berikut.
Ø Lapisan kulit luar (testa).
Lapisan
ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti
kulit, dan ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan
pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat
memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda misalnya merah, biru,
pirang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, dan ada pula yang mempunyai
bentuk keriput.
Ø Lapisan kulit dalam (tegmen).
Biasanya
tipis seperti selaput, disebut juga dengan kulit ari. Pada tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae), kulit biji terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut.
1.
Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging. Pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
2.
Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat, keras, dan berkayu.
3.
Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput dan seringkali melekat
erat pada inti.
c. Sayap
(ala) dan Rambut (coma)
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai
alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dengan demikian biji
tumbuhan tersebut mudah dipencar oleh angin. Misalnya pada biji kelor. Selain
sayap ada juga beberapa tumbuhan yang memiliki rambut atau bulu halus yang
berasal dari penonjolan sel-sel kulit luar biji. Bulu halus ini memudahkan
beterbangannya biji oleh tiupan angin. Misalnya pada biji kapas.
2.3
Bagian biji sebelah dalam
Pada bagian bij sebelah dalam terdapat
embrio dan bagian-bagian embrio yaitu akar embrio (radicula), batang embrio
(cauliculus) dan keping biji (cotyledo).
Lembaga dan putih lembaga merupakan inti
biji atau isi biji. Bagian ini terdapat di dalam kulit biji. Lembaga atau
embrio terdiri atas akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan
batang lembaga. Putih lembaga terdiri atas putih lembaga dalam (endosperma) dan
putih lembaga luar (perisperma).
Bagian embrio, seperti radikula akan
berkembang menjadi akar. Pada tumbuhan Dicotyledoneae, radikula akan berkembang
menjadi akar tunggang. Pada Monocotyledoneae, akar tersebut akan berkembang
menjadi akar primer, namun masa hidupnya tidak lama karena segera diganti oleh
sistem akar sekunder. Kotiledon pada biji dapat berfungsi sebagai tempat
penimbunan makanan, alat untuk berfotosintesis sementara, dan sebagai alat
untuk menghisap makanan dari putih lembaga. Batang lembaga terdiri atas
epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah pemanjangan ruas batang di atas
kotiledon, sedangkan hipokotil adalah pemanjangan ruas batang di bawah
kotiledon. Batang lembaga dan calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang
disebut plumula.
Bagian putih lembaga, seperti endosperma merupakan cadangan makanan pada biji. Berdasarkan pembentukannya, endosperma berasal dari sel induk endosperma yang telah dibuahi oleh sel sperma. Perisperma merupakan putih lembaga luar. Bagian ini berasal dari nuselus atau selaput bakal biji.
Bagian putih lembaga, seperti endosperma merupakan cadangan makanan pada biji. Berdasarkan pembentukannya, endosperma berasal dari sel induk endosperma yang telah dibuahi oleh sel sperma. Perisperma merupakan putih lembaga luar. Bagian ini berasal dari nuselus atau selaput bakal biji.
2.3 Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya
embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada
dalam lingkungan yang sesuai. Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi.
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh biji. Air yang berimbibisi menyebabkan
biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan memicu perubahan metabolic pada
embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhannya. Munculnya
plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil pertumbuhan dan
perkembangan embrio.
Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3
jaringan meristem primer, yaitu :
a. Protodrem : lapisan terluar yang akan
membentuk jaringan epidermis
b. Meristem dasar akan berkembang
menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar diantara stele
dan epidermis
c.Prokambium : lapisan dalam yang akan
berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xylem. Berdasarkan letak
kotiledonnya perkecambahan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
Perkecambahan Epigeal
Merupakan perkecambahan yang
mengakibatkan kotiledon terangkat keatas tanah. Ruas batang di bawah daun
lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan
demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil
memunculkan helai daun pertamanya. Sedang kotiledon akan layu dan rontok karena
cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah. Contohnya pada
perkecambahan kacang hijau dan kacang tanah.
2.
Perkecambahan Hypogeal
Merupakan perkecambahan yang
mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di bawah. Tumbuhnya epikotil memanjang
sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah,
sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah. Contohnya pada perkecambahan
kacang kapri dan jagung.
Urutan
proses perkecambahan:
1.
Masuknya air ke dalam biji atau imbibisi
2. Aktifnya enzim-enzim untuk proses
metabolisme, membongkar cadangan makanan
dalam kotiledon / endosperm
3. Hasil pembongkaran berupa sumber
energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
4.Embrio
tumbuh dan berkembang
Bagian – bagian perkecambahan :
a.
Radikula adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa perkecambahan.
Fungsinya untuk menyokong dan menyuplai bahan – bahan makanan untuk di proses
pada bagian tanaman lainnya.
b. Kotiledon adalah daun kecil yang
terletak di bawah daun pertama kecambah. Fungsinya untuk menyimpan cadangan
makanan dan asimilasi.
c. Cauliculus adalah bakal calon batang
yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang
akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang. Hipokotil : Batang yang terletak di
bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon.
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon.
d.
Testa adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil pembahasan yaitu:
1.
Biji merupakan
salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini
merupakan alat perkembangbiakan yang utama.
2.
Setelah
pembuahan ganda, jaringan-jaringan baru yakni embrio dan endosperm berkembang
disertai dengan perkembangan atau pertumbuhan jaringan lain disekelilingnya.
3. Bagian
biji sebelah luar terdiri dari selaput biji, kulit biji, sayap dan bulu.
4. Bagian
biji sebelah dalam terdiri dari lembaga dan bagian-bagian lembaga yaitu akar
lembaga, batang lembaga dan keping biji (cotyledon).
5. Perkecambahan
berdasarkan letak kotiledonnya dibagi menjadi 2, yaitu :
Perkecambahan epigeal
Perkecambahan hipogeal
6. Bagian
– bagian perkecambahan :
Radikula
Kotiledon
Cauliculus
Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon
Testa
DAFTAR
PUSTAKA
Hidajat,b.estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Bandung.
Tjitrosoepomo,
Gembong.1985. Morfologi Tumbuhan.
Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment